Penyebab, Dampak, dan Cara Menanggulangi Fenomena Keluarga Toxic

Keluarga toxic menjadi kalimat yang cukup sering terdengar akhir-akhir ini. Istilah tersebut merujuk pada perlakukan atau ucapan salah satu atau beberapa anggota keluarga yang dapat menyakiti fisik atau psikis anak-anak maupun dewasa. Bahkan, tak jarang dapat menimbulkan trauma tersendiri yang membekas dalam waktu cukup lama.

Keluarga merupakan tempat bertumbuh menjalani serangkaian perjalanan hidup. Lingkungan yang harusnya menjadi perlindungan dan tempat pulang terbaik. Namun, nyatanya tak semua keluarga bisa memberikan kenyamanan dalam sebuah rumah. Banyak ditemukan pada beberapa orang yang justru memiliki trauma yang bersumber dari keluarga.

Daftar Isi

Penyebab dan Dampak dari Lingkungan Toxic

Hubungan antara anggota keluarga yang berjalan tidak harmonis menjadi salah satu pemicu terjadinya keluarga toxic. Sehingga cukup kesulitan untuk menjalin komukasi atau sikap saling mendukung  antara satu sama lain. Padahal dalam sebuah keluarga pastilah terdapat perbedaan cara pandang dan prinsip yang harusnya bisa untuk saling menghargai.

Banyak hal-hal sederhana yang jarang disadari oleh sebagian masyarakat, bahwa perlakuan atau perkataannya dapat menimbulkan perasaan minder dan sakit hati orang lain. Oleh karena itu kenali beberapa penyebab berikut agar Anda terhindar dari lingkungan toxic, dan bisa bertumbuh dengan jiwa yang jauh lebih sehat.

  • Orang tua yang memaksakan kehendak pada anak. Entah perihal cita-cita atau bahkan dalam memilih pasangan hidup.
  • Candaan yang mungkin terkesan sepele bagi sebagian orang, tapi justru menjadikan korban kepikiran hingga berhari-hari.
  • Perbedaan pandangan hidup yang cenderung saling bertentangan
  • Perlakuan kasar entah hanya berupa ucapan hingga kekerasan fisik
  • Orang tua yang melebeli anak-anaknya berdasarkan tingkat kemampuan atau bentuk fisik mereka. Seperti si cantik, si pintar, si pesek, atau si manja.

Cara menghadapi dan dampak keluarga toxic

Jika Anda merasa terjebak di dalam keluarga toxic tak ada salahnya untuk konsultasi dengan orang luar atau psikolog, untuk menemukan jalan keluar terbaik. Sebab jika dibiarkan secara terus menerus, akibat yang ditimbulkan bisa berbahaya bagi kesehatan jiwa dan raga. Diantara beberapa dampak yang dirasakan bagi korban adalah:

  • Menurunnya tingkat rasa percaya diri pada individu.
  • Akibat rasa trauma yang dialami ketika masa kecil, tak jarang akan berdampak ketika dewasa. Seperti kesulitan dalam menjalin suatu hubungan.
  • Ketika seseorang tak mendapatkan kenyamanan dari sebuah keluarga, maka kemungkinan akan mencari pelampiasan pada yang lain. Pada tahap terberat bahkan ada yang menjadi pecandu narkoba.
  • Memiliki sifat pemalu yang tinggi, sehingga kesulitan menjalin komunikasi dengan lingkungan sekitar.
  • Sulit mengendalikan emosi yang menjadikannya mudah marah dan lebih suka menjauh dari orang-orang.
  • Kerap merasakan kekhawatiran berlebih pada hal-hal yang sama sekali belum terjadi
  • Sedangkan yang terjadi pada anak dalam masa-masa sekolah, biasanya mereka cenderung memiliki nilai akademik yang rendah

Cara Agar Tidak Menjadi Keluarga yang Toxic

Setelah mengetehaui penyebab hingga akibat yang ditimbulkan dari keluarga toxic, jangan sampai Anda menjadi salah satu bagian dari pelakunya. Selain dapat melukai perasaan orang lain, hal ini juga tidak bagi bagi kesehatan mental pribadi. Beberapa tips berikut bisa mulai Anda terapkan agar senantiasa hidup damai dan sehat jiwa raga:

1. Hindari Perkataan dengan Kalimat yang Memicu Konflik

Meski terkesan sebagai candaan, tetapi ada kalimat-kalimat yang dapat berpengaruh pada psikis seseorang yang menjadikannya keluarga toxic. Entah hanya membuatnya tersinggung, atau bahkan bisa jadi membenci takdir yang tertulis dan diri sendiri. Beberapa ucapan berikut, walau sederhana dan singkat baiknya dihindari. Agar tidak terjadi konflik dan perpecahan antara anggota keluarga.

  • Sindiran terhadap pencapaian anak. Misal salah satu mendapat nilai atau karir bagus, sementara yang lain tidak.
  • Memperolokkan bentuk fisik yang sejatinya adalah pemberian terbaik dari Tuhan.
  • Memberi label tidak laku saat yang lain telah menyebar undangan pernikahan online, sementara salah satu anggota keluarga belum juga menikah di usia dewasa.
  • Membanding-bandingkan antara satu sama lain. Entah dalam segi kemampuan ataupun sifat dan sikap
  • Memberikan tuduhan-tuduhan yang tidak mendasar

2. Jangan Memaksakan Kehendak Pribadi

Setiap orang memang memiliki kehendak dan keinginan yang berbeda-beda. Jika tidak ingin menjadi keluarga toxic, hargai bahkan berikan dukungan pada anggota yang lain. Meski terkadang itu berbeda dengan kehendak pribadi. Misalkan orang tua menginginkan anaknya sekolah di tempat A, sementara si anak memilih sekolah B yang dianggap sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.

Namun, saat kehendak salah satu anggota keluarga memang dirasa telah menyimpang jauh dari tatanan norma dan agama, maka sudah menjadi kewajiban yang lain untuk memperingatkan. Sikap saling menguatkan dan menasihati dengan cara dan tutur kata yang baik akan menjadikan hubungan dalam suatu keluarga berjalan harmonis.

3. Berikan Apresiasi Atas Pencapaian Anggota Keluarga

Agar tidak menjadi keluarga toxic, berikan penghargaan meski hanya berupa kalimat pujian dan sanjungan. Walau hanya berupa kalimat sederhana yang  membuat mereka merasa dihargai. Sekecil apapun pencapaian yang telah didapat, usahakan untuk tetap memberikan apresiasi. Misalkan si anak yang awalnya tidak bisa makan sendiri, sekarang telah bisa makan dan minum secara mandiri.

Tak hanya kepada anak, apresiasi ini juga diperlukan untuk pasangan orang tua. Misal kepada istri yang telah bersusah payah mengurus anak dan segala keperluan rumah. Tak ada salahnya untuk sesekali memberi hadiah, atau hanya sekadar ucapan terima kasih. Begitu juga pada seorang suami dan juga ayah yang telah bekerja keras menghidupi seluruh anggota keluarga.

4. Jangan Menjatuhkan Mental Satu dengan Lainnya

Setiap individu memiliki mental yang berbeda-beda. Tidak semua orang bisa bersikap biasa saja atau mengabaikan sikap dan perkatan buruk yang ditujukan kepadanya. Sebagian besar justru cenderung mudah tersinggung kemudian membeci perlakuan orang-orang yang dirasa telah menyakitinya. Jika tidak ingin menjadi salah satu bagian dari keluarga toxic, hindari hal ini sebisa mungkin.

Pola menjatuhkan mental ini bisa dalam berbagai bentuk. Misalkan saat ada salah satu anggota keluarga yang memiliki impian tinggi dan belum bisa mencapainya. Tugas yang lain adalah memberikan kalimat motivasi atau dukungan yang lain. Jangan malah mengatakan jika mimpinya terlalu tinggi dan tidak akan pernah bisa tercapai.

5. Hindari Perlakuan Kasar Berupa Kekerasan Fisik ataupun Verbal

Sebagian keluarga toxic berawal dari sering terjadinya kekerasan yang dijumpai dalam rumah. Saat seorang anggota keluarga melakukan kesalahan, jangan langsung membentaknya dengan perkataan kasar atau bahkan mencubit dan memukulnya. Sebisa mungkin sampaikan ketidaksetujuan secara baik. Bagaimanapun ucapan lemah lembut lebih mudah merasuk daripada bentakan.

Jika seorang anak sedari kecil sering dibentak atau kerap melihat dan merasakan kekerasan dalam keluarga, kemungkinan besar saat dewasa ia memiliki kepribadian yang tidak sehat. Salah satu kemungkinan terbesarnya adalah, si anak akan melakukan hal yang sama terhadap lingkungan sekitar berdasar pengalaman masa kecilnya.

Baca Juga: Fakta Tentang Keluarga Broken Home, Pahami untuk Menghindari

Hidup Bahagia dengan Mental yang Sehat

Di era digital seperti ini, segala hal bisa Anda dapatkan dengan cara yang sangat mudah. Manfaatkan kecanggihan ini untuk menggali ilmu yang berguna bagi pribadi dan lingkungan sekitar. Termasuk cara-cara agar mental semakin baik dan tidak terlibat dalam keluarga toxic. Semakin baik mental yang dimiliki, maka jalan untuk menggapai impian akan terbuka lebar.

Jika Anda memiliki bakat dalam dunia desain undangan pernikahan digital dan undangan pernikahan online, Seremoni menyediakan berbagai template gratis untuk dikreasikan seunik mungkin. Dengan website terpercaya ini, bermacam undangan pernikahan online bisa dibuat dengan cara lebih mudah, dan pastinya dapat mengasah skill di bidang karya berupa desain kreatif.

Leave a Comment