Lika-liku Pernikahan 5 Tahun Ketiga: Tak Ada Gading yang Tak Retak

Hubungan suami istri yang disebut pernikahan tidak luput dari konflik, bahkan pernikahan 5 tahun ketiga pun masih mengalaminya. Namun konflik di usia ini bisa lebih mudah menemukan solusi. Hubungan akan bisa harmonis, penuh dengan cinta jika keduanya saling menghargai. Kejujuran dan keterbukaan menjadi kunci utama.

Daftar Isi

Ujian Rumah Tangga yang Seringkali Dialami

Memutuskan menikah merupakan hal terbesar yang harus dilakukan, karena setiap pasangan harus memiliki kesiapan mental yang kuat. Menikah berarti siap dalam menerima segala konsekuensi. Seperti kekurangan pasangan yang belum diketahui, finansial dan kesiapan tinggal bersama keluarga baru.

Sebagian besar usia pernikahan 5 tahun ketiga ini rentan akan perceraian. Hal ini bisa merusak mental setiap pasangan, terlebih bagi yang sudah memiliki anak. Untuk menghindarinya perlu pemahaman dan pengertian dari salah satu pihak, agar masalah tidak menggelinding semakin besar.

Fase ujian yang seringkali dihadapkan kepada para pasangan seperti:

  • Ekonomi yang semakin semrawut karena banyaknya tanggungan yang wajib ditunaikan.
  • Kebiasaan yang semakin mengganggu.
  • Pola asuh anak yang seringkali dianggap kurang maksimal.
  • Konflik dengan keluarga suami maupun istri, terlebih dengan mertua.
  • Rasa bosan dan jenuh dengan pasangan, hal ini sangat rentan terjadi karena siklus hidup yang dijalani begitu saja.
  • Hubungan suami istri yang kurang bergairah.
  • Kurangnya waktu berdua.
  • Tugas rumah tangga yang tidak terbagi dengan baik.
  • Stress.

Ujian tersebut seringkali dialami oleh setiap pasangan, penting juga untuk saling mengerti dan menerima. Melapangkan dada, berbesar hati untuk mengalah dan mencoba menjelaskan tanpa menyalahkan. Memang usia pernikahan 5 tahun ketiga ini bukanlah usia muda.

Menghindari Konflik Perlu Dilakukan

Pernikahan 5 tahun ketiga usia di mana banyak dari sebagian pasangan yang sudah memiliki anak. Bahkan usia anak sudah menginjak 12 sampai 13 tahun. Penting sekali untuk menjaga suasana rumah selalu kondusif, nyaman agar tumbuh kembang anak semakin baik.

Adapun beberapa hal yang bisa dilakukan oleh setiap pasangan agar konflik dapat diminimalisir. Sehingga suasana rumah tetap nyaman dan harmonis, anak-anak akan lebih betah di rumah. Berikut langkah yang dapat diambil agar tetap memiliki hubungan yang berkualitas.

1. Berkomitmen untuk Saling Terbuka

Setiap pasangan penting sekali akan keterbukaan, agar tidak terjadi kesalah pahaman. Karena prasangka buruk yang sebenarnya tidak ada itu berawal dari tidak saling terbuka. Saling menutupi dengan alasan apapun, karena setiap hal yang ditutup tutupi akan memunculkan gerak gerik yang tidak wajar.

Seperti saat mengalami masalah kantor, hendaklah bercerita agar beban dapat berkurang. Meskipun tidak sepenuhnya tuntas, tetapi setidaknya beban yang ada di hati dapat ter luapkan. Sebagai pasangan Anda wajib menjadi pendengar yang baik dan bisa memberi kenyamanan agar suami atau istri bisa lebih lega.

Terbuka tidak hanya tentang masalah saja, melainkan rasa senang juga perlu di ungkapkan. Karena jika terdapat suatu hal yang mengganjal di hati dan tidak dibicarakan. Maka bisa jadi akan berlanjut ke masalah yang seharusnya tidak ada. Berkomitmen untuk saling terbuka menjadi solusi menghindari konflik berkepanjangan.

2. Membuat Jadwal Quality Time Berdua

Tidak hanya kegiatan saja yang memerlukan jadwal, waktu untuk quality time berdua juga sangat penting. Memberikan waktu berdua untuk memupuk rasa kasih tanpa harus melibatkan pekerjaan. Dengan demikian Anda dan pasangan akan merasa membutuhkan satu sama lain.

Quality time juga dibutuhkan untuk mencari solusi dari masalah yang mungkin sedang dihadapi. Mencoba berpikir lebih rasional, dewasa dan mengesampingkan ego masing-masing. Cara ini bisa mencairkan suasana yang sempat membeku dan tegang.

Mengkhususkan waktu berdua juga bisa mengingatkan kembali masa sebelum memutuskan menikah dan berkomitmen. Kembali mengingat tujuan dan janji yang pernah diucapkan saat berjanji di hadapan Tuhan.

3. Menabung dan Menghindari Hutang

Mapan secara finansial juga merupakan upaya agar terhindar dari konflik yang dapat merenggangkan suatu hubungan. Bekerja merupakan tombak utama dalam mapannya perekonomian keluarga. Namun perencanaan tabungan dan menghindari hutang juga sangat berpengaruh besar.

Mengelola keuangan dengan baik dengan memilah antara uang kebutuhan dan tabungan sangat penting sekali. Karena kebutuhan saat berumah tangga sangatlah banyak, terlebih bagi pasangan yang sudah dikaruniai anak. Pengeluaran masa sekarang dan yang akan datang juga perlu diperhatikan agar dapat berjalan dengan baik.

Agar dapat menabung, alangkah baiknya menghindari terjeratnya hutang. Terlebih berhutang pada pihak yang menerapkan sistem bunga, karena setiap penghasilan Anda akan masuk untuk membayar saja. Hutang juga merupakan jurang kehancuran ekonomi sebuah keluarga.

Menghindari hutang bisa menjadi solusi terbaik agar masa depan berjalan lebih baik. Hidup dengan apa adanya dan tidak terlalu menuntut bisa menjadi langkah yang dapat membantu hidup lebih tenang.

4. Lebih Banyak Bersyukur

Menjalani pernikahan 5 tahun ketiga merupakan langkah yang cukup lama. Hendaklah mendekatkan diri kepada Tuhan agar keimanan semakin kuat. Memperbanyak rasa syukur atas semua karunia-Nya, atas segala yang sudah dimiliki. Baik pasangan, anak, keluarga, pekerjaan dan kesehatan.

Dengan rasa syukur yang semakin besar ini pula konflik dalam keluarga dapat terhindarkan. Karena selalu dekat dengan sang pencipta maka akan didekatkan pula Anda dalam segala kebaikan. Kehidupan akan lebih terarah, terkondisikan dan keharmonisan selalu hadir.

5. Suasana Kondusif Berpengaruh Terhadap Kesehatan Mental

Suasana harmonis dan kondusif dapat memberikan kesehatan mental baik bagi Anda dan pasangan juga seluruh anggota keluarga lainnya. Rumah akan terasa lebih nyaman dan betah untuk berlama-lama berkumpul bersama keluarga.

Jika semua permasalahan dapat diselesaikan dengan baik, maka konflik sebesar apapun dapat diatasi pula. Dengan saling mendukung satu sama lain, Anda dan pasangan bisa melewati tahun-tahun berikutnya. Aura positif akan selalu hadir di tengah-tengah keluarga.

Bahkan anak tidak akan segan dalam mengungkapkan perasaan kepada orang tua. Dengan demikian peluang anak akan menjauh dari keluarga juga sedikit. Karena anak akan merasa lebih nyaman dengan keluarga dari pada dengan teman. Dukungan dan kasih sayang memunculkan psikologi yang sangat baik untuk anak.

Baca Juga: 7 Tips Honeymoon Romantis yang Memorable untuk Pasangan Baru

Ciri-ciri Keluarga Harmonis

Ciri-ciri keluarga dengan kehidupan yang harmonis bisa dilihat dari bagaimana cara memperlakukan satu sama lain. Ciri tersebut dapat dilihat seperti:

  • Cara mengobrol antara pasangan atau antara orang tua dengan anak begitu enak didengar.
  • Susana rumah lebih nyaman, sehingga siapa pun yang berkunjung akan betah.
  • Anak akan lebih aktif dalam mengekspresikan sesuatu, seperti hobi dan minat.
  • Keluarga akan lebih sering terlihat bersama.
  • Rumah akan tampak senantiasa bersih dan rapi.

Menciptakan suasana harmonis dengan limpahan kasih sayang memang wajib dihadirkan oleh setiap keluarga. Tidak hanya untuk pernikahan 5 tahun ketiga saja, bahkan mulai dari tahun pertama juga harus dihadirkan. Agar pernikahan selalu langgeng dan berjalan sesuai harapan.

Saat akan berkomitmen untuk menikah Anda wajib mengetahui karakter pasangan. Siapkan mental agar lebih siap menghadapi ujian yang siap datang kapan saja. Tidak hanya itu menyiapkan diri secara finansial dan undangan juga tidak kalah penting.

Kini Anda dapat menggunakan undangan pernikahan online, undangan pernikahan digital untuk dikirim ke kerabat dan sahabat. Seremoni siap untuk memberikan pelayanan yang menarik sebagai penunjang momen sekali seumur hidup bagi Anda.

Leave a Comment